10

Posted by Meng Category: news Tag: , , ,

Will be happening shortly in this afternoon. Our very 1st recording session for our upcoming new album. Current project: the new "Ke Sana"

Studio Gajah, Petamburan, Jakarta, 4 Desember 2012.

 

Akirnya ketemu juga bukti kuat yang bisa dijadikan acuan waktu kapan tepatnya sesi rekaman pertama untuk album baru ’10’ ini dimulai. Tapi saya masih tidak bisa ingat, apa alasan/tujuan kami bertiga (saya, Bontel, dan Remon) untuk terjun lagi ke dalam ‘kolam sebuah proses’ yang dasarnya tidak tampak, persis seperti yang pernah kami lakukan saat mulai mengerjakan sebuah ‘proyek senang-senang’ yang akhirnya menjadi sebuah mini album, karya perdana kami, ‘No-Dream Land’ (Float, 2005). Bahkan, saya tidak ingat bahwa kami sempat membicarakan alasan/tujuan itu. Lagi-lagi, persis seperti saat kami pertama kali kerja bareng.

 

@jakoblues & Float, Gajah Studio, Jakarta, 2007.

Studio Gajah, Petamburan, Jakarta, 2006.

 

Tahun 2006 adalah tahun terakhir kami mengerjakan karya rekaman, album soundtrack ‘Music for 3 Hari Untuk Selamanya‘ (Miles Music, 2007). Pada tahun 2008, karena beberapa hal, saya memutuskan untuk sendirian (dengan nama Float) mengerjakan sebuah single ‘Waltz Musim Pelangi‘ yang dimasukkan dalam album kompilasi berjudul ‘Songs Inspired by Laskar Pelangi’ (Miles Music, 2008). Setelah itu kami bertiga sibuk dengan proyek masing-masing. Setidaknya, itulah alasan kami. Meskipun kami bertiga sempat manggung beberapa kali di ‘masa vakum’ ini (2008-2010), kami bertiga jarang sekali bertemu hingga suatu hari pada tahun 2010 Remon memutuskan untuk mengundurkan diri karena dia khawatir tidak dapat membagi waktu untuk Float. Setelah menikah, Remon pindah ke Bogor.

Di sepanjang periode itu, saya lebih banyak menghabiskan waktu belajar memproduksi rekaman di rumah. Yang awalnya hanya iseng, ingin tahu, akhirnya mulai serius sampai bikin vocal booth segala. Saya sempat membagikan karya-karya rekaman rumahan via Facebook, My Space, dan iLike (yang akhirnya ditutup), di antaranya ‘Perlahan’, ‘A Theme For Nothing’, ‘Ke Sana’, dan ‘I.H.I’.

Pada akhir 2010 saya dan Bontel sempat berencana mengerjakan ‘proyek senang-senang’ lagi. Waktu itu Bontel menawarkan untuk mengerjakan aransemen ‘A Theme For Nothing’ dan ‘I.H.I’. Khusus untuk ‘I.H.I’, kami berdua memutuskan untuk meminta Timur mengisi drumnya. Proyek itu akhirnya batal karena perbedaan pandangan di antara saya & Bontel. Setelah itu, dengan berat hati, saya mengabari Timur tentang berita ini.

Waktu saya menemui Timur, dia mengusulkan untuk menghidupkan Float lagi dengan bantuan dari Leo (bass/Ecoutez, yang kebetulan adik ipar saya sendiri), Iyas (keys/Ecoutez), dan David (guitar/Clorophyl). Membutuhkan waktu dan proses yang sangat panjang sampai akhirnya kami bisa benar-benar ‘main bareng’. Akhirnya, mulai April 2011 Float kembali lagi ke panggung. Acara ‘Koin Sastra’ untuk perpustakaan H.B. Jassin adalah gig pertama Float ‘Perjuangan’ ini.

 

On location "I.H.I" video clip, Jakarta, 2011.

Di lokasi pengambilan gambar untuk video klip ‘I.H.I’ (2011)

 

Meskipun sejak awal kami berlima menyadari bahwa Leo & Iyas masih aktif di Ecoutez, kami sepakat untuk mengerjakan karya rekaman yang akan kami rilis dalam bentuk sebuah album. Waktu itu saya membayangkan judul albumnya ‘Eleven’, hanya karena kami mengerjakannya pada tahun 2011. Lagu-lagu yang sempat kami rekam di rumah adalah ‘I.H.I‘ (dirilis 2 Desember 2011), ‘Ke Sana‘ (dirilis pada 9 April 2012), ‘Sendiri‘ (ciptaan Guruh Sukarno Putra, dirilis 23 November 2013), ‘Perlahan’, ‘A Theme For Nothing’, ‘Sementara’, dan ‘Eleven’. Setelah acara Float2Nature yang pertama (8-10 Juni 2012), akhirnya Leo & Iyas mengundurkan diri karena harus mulai mengerjakan album baru mereka bersama Ecoutez. Rencana untuk merilis album pun terpaksa dibatalkan.

 

David, Timur, Bontel, Meng, Floatspot #1, Galeri Foto Jurnalistik Antara, Jakarta, 2011.

Floatspot pertama, Galeri Foto Jurnalistik Antara, Jakarta, 19 Desember 2011. Dua formasi Float bermain di satu panggung.

 

Float tidak boleh berhenti. Hanya itu yang saya pikirkan. Saya memutuskan untuk menelepon Remon, beberapa hari setelah kami kembali dari Dieng. Senang sekali rasanya setelah berhasil membujuk Remon untuk barengan lagi di Float. Saya langsung menghubungi Bontel dan dia juga mau. Kebetulan, tidak lama setelah kami memutuskan untuk reuni, kami mendapat tawaran menarik dari seorang teman, Condro Wibowo, untuk mengerjakan scoretheme song, dan voice over sebuah iklan pariwisata ‘Wonderful Indonesia’ yang ia sutradarai. Setelah 2006, akhirnya kami kerja bareng lagi di studio. Untuk kebutuhan theme song, saya menulis ‘Songs of Seasons‘ (dirilis pada 24 Oktober 2012).

 

Back to where we belong. #Floatrec

Studio Tikus,  Petamburan, Jakarta, 22 September 2013.

 

Songs Of Seasons

‘Songs of Seasons’, Pepperland, Jakarta, 3 Oktober 2012.

 

Sejak hari itu, dorongan yang kami rasakan pertama kali pada tahun 2003  kembali muncul. Dorongan yang sama yang membuat kami mulai mengerjakan rekaman studio ‘Ke Sana’, ‘A Theme For Nothing’, ‘Perlahan’, dan rekaman live ‘Songs of Seasons’, ‘Biasa’, dan ‘I.H.I’, semua lagu yang akan kami rilis dalam album baru ’10’ nanti.

 

Merekam tom floor yang dimainkan Remon untuk lagu ‘A Theme for Nothing’, Tanah Mas, Jakarta, 6 Agustus 2013.

 

Floaters. Soundcheck. Live recording for new album '10'. #Float10thAnniv

Suasana rekaman live di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Jakarta, 26 Juni 2014.

 

Waktu pertama kali kami memulai sesi rekaman ‘Ke Sana’ pada 4 Desember 2012, kami tidak tahu persis kapan proyek ini akan selesai. Kami tidak pernah menentukan tenggat waktu sampai akhirnya kami memutuskan untuk merilis album baru dalam rangka merayakan kebersamaan kami selama ini, di hari jadi Float ke-10 yang jatuh pada tanggal 30 Agustus 2014 nanti, bersamaan dengan #F2N2014.

Kami bertiga memang tidak sempat berdiskusi panjang mengenai alasan/tujuan kami melakukan semua ini. Yang pasti, ‘dorongan’ yang membuat kami memulai lagi proses yang panjang ini hanya satu: hasrat yang besar untuk bermusik, berkarya lewat media musik, dengan prinsip kebebasan bereksplorasi dalam bereskpresi, kami saling melengkapi, demi keindahan dalam berkesenian.

Seperti apa musik Float sekarang? Dengar saja nanti. Yang jelas, kami belajar, kami berkembang, bukan hanya sebatas kapasitas kami bertiga sebagai musisi, tapi (yang terpenting, malah) juga sebagai teman sekaligus rekan kerja. Kedua hal sederhana ini yang membuat album ’10’ ini berbeda dengan karya-karya yang sudah dirilis. Setidaknya, bagi saya pribadi, kedua hal itu sangat berarti.

 

“Chi trova un amico trova un tesoro.”

 

Yg ini, deng. #Float10thAnniv

 

 

Terimakasih kepada keluarga, para sahabat, floatmates, Backbeat Studio, Chandracom, Galeri Foto Jurnalistik Antara, dan segala pihak atas apresiasi dan dukungannya pada kami dalam mewujudkan album baru ini.

Leave a Reply